LOGIKA
Source of Picture: http://www.brandcrowd.com/
Apa
itu logika/penalaran induktif?
•Logika/Penalaran induktif = cara kerja ilmu pengetahuan yg bertolak dr sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu utk menarik kesimpulan umum tertentu.
•Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum.
•Kesimpulan itu = generalisasi fakta yg memperlihatkan kesamaan.
•Namun kesimpulan umum hrs dianggap sbg bersifat sementara. Krn ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.
•Persamaan penalaran induktif dg deduktif = argumentasi keduanya terdiri dr
premis2 yg mendukung kesimpulan.
•Perbedaan: penalaran induksi yg tepat akan punya
premis2 benar tapi kesimpulan salah, krn argumentasi penalaran induktif tdk membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
•Maka argumentasi dlm penalaran induksi tdk dinilai sbg sahih/valid
atau tdk sahih/invalid,
tapi berdasarkan probabilitas.
Cara
penalaran induktif
•Proses induksi mulai berdasar
kejadian2, gejala partikular.
Penal induksi = proses penalaran berdasarkan pengertian partikular/premis utk hasilkan pengertian umum/kesimpulan.
•Tiga ciri penalaran induktif: 1) Premis
penal induktif =proposisi empiris yg ditangkap indera, 2) Kesimpulan dlm penalaran induksi lebih luas drpd apa yang
dinyatakan dlm premis. 3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional=probabilitas.
Generalisasi induktif
•Arti: Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dg sifat tertentu utk menarik kesimpulan ttg semua.
•Prinsip: Apa yg terjadi beberapa kali
dlm kondisi tertentu dpt diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yg sama terpenuhi.
•Tiga syarat membuat generalisasi: 1) Tdk terbatas scr numerik, tdk boleh terikat pd jumlah tertentu, 2) Tdk terbatas scr spasio
temporal, hrs berlaku dimana saja. 3) Dpt dijadikan dasar pengandaian.
Analogi
induktif
•Analogi
= bicara ttg dua hal yg berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan:
persamaan dan perbedaan.
•Bila
memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi.
•Maka
analogi induktif – proses penalaran utk menarik kesimpulan ttg kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yg lain yg punya sifat
esensial yg sama.
•Kesimpulan
analogi induktif tdk bersifat universal tapi khusus.
Contoh: Mangga 1: kuning,
besar, matang, ternyata manis.
Mangga
2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
Mangga
3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
Mangga
4: kuning, besar, dan matang àKesimpulan
tentu manis juga.
•Jadi
analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
•Beda
dg generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi universal.
•Penalaran
induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.
Analogi Deduktif
–Deduksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang
lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang
lebih ‘ umum’ .
yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang
lebih umum.
–Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang
terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran
Faktor
probabilitas
•Kebenaran
konklusi dlm logika induktif, baik dlm analogi maupun generalisasi bersifat
TIDAK PASTI, krn hanya bersifat mungkin (probabel). Probabilitas = keadaan
pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
•Tinggi
rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh (1) faktor fakta:
‘makin besar jumlah fakta yg dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin
tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya’. (2) faktor
analogi:
‘semakin besar jumlah faktor analogi dlm premis, makin rendah probabilitas
konklusinya, dan sebaliknya.’ (3) faktor disanalogi:
‘makin besar faktor disanalogi di dlm premis, akan makin tinggi probabilitas
konklusinya, dan sebaliknya’. (4) faktor luas konklusi:
‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya’.
Kesesatan
generalisasi/analogi
•Tinggi
rendahnya probabilitas penalaran ditentukan faktor subjektif. Faktor ini
membawa manusia pada kesesatan (fallacy). Kesesatan penalaran induktif yg
terpenting adalah:
•Tergesa-gesa:
cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
•Faktor
ceroboh: cepat tarik kesimpulan tanpa
memperhatikan soal kondisi lingkungan, mis. Semua wanita Jawa itu lembut.
•Prasangka:
memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yg tdk cocok, mis. Semua org Batak
bicara keras dan tak sabaran.
•Utk
menghindarinya: membangun sikap kritis, terbuka pd koreksi dan kritik dr org
lain.
Hubungan
sebab akibat
•Prinsip
umum: suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bhw yg satu
(sebab) mendahului yang lain (akibat). Tp tdk semua yg mendahului sesuatu
menjadi sebab bagi yang lain.
•Hub
sebab akibat = hubungan yg intrinsik, artinya hub sedemikan rupa shg kalau yg
satu ada/tdk ada, maka yang lain juga pasti ada/tdk ada.
•Tiga
pola hub sebab akibat: 1) dari sebab ke akibat, 2) dari akibat ke sebab, dan 3)
dari akibat ke akibat.
Manfaat
belajar penalaran induksi
•B.
Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dr logika deduktif, tp
juga lebih sulit.
•Manfaat
logika induktif: MEMBERIKAN PEMBENARAN ATAS KECENDERUNGAN manusia yg bersandar
pd kebiasaan.
•Memang
tdk pernah bs merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan
induktif, tapi ada cara tertentu dimana kita dpt menekan kemungkinan kesalahan.
•Maka,
jangan pernah menarik kesimpulan induktif dg data yang masih minum,
tergesagesa, ceroboh dan hanya di landasi prasangka.
Diambil dari PPT Materi Pertemuan 4
Bagus sekali, keep up the good work Nunki :)
ReplyDeleteSudah bagus Nunki, namun masih banyak kata kata yang disingkat - singkat.
ReplyDeleteMohon untuk dibenarkan untuk postingan selanjutnya.
Terima kasih :D
makasih mi
ReplyDeleteand siap bet nanti aku betulin
nunki blog kamu bagus, isinya juga lengkap.. :)
ReplyDelete