Blog ini dibuat oleh Hambrah S Nunkiawati mengenai filsafat.
Nunki ialah salah satu anggota kelompok filsafat "Veritas" dari kelas LB64.

Anggota lain kelompok ini: Ivana, Maulidya Audita, Catharina Weni, Abdullah Fauzi

Materi Pertemuan 4 (15 Oktober 2014)

LOGIKA
Source of Picture: http://www.brandcrowd.com/

Apa itu logika/penalaran induktif?
       •Logika/Penalaran induktif = cara kerja ilmu pengetahuan yg bertolak dr sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu utk menarik kesimpulan umum tertentu.
       •Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum.
       •Kesimpulan itu = generalisasi fakta yg memperlihatkan kesamaan.
       •Namun kesimpulan umum hrs dianggap sbg bersifat sementara. Krn ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.
       •Persamaan penalaran induktif dg deduktif = argumentasi keduanya terdiri dr premis2 yg mendukung kesimpulan.
       •Perbedaan: penalaran induksi yg tepat akan punya premis2 benar tapi kesimpulan salah, krn argumentasi penalaran induktif tdk membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
       •Maka argumentasi dlm penalaran induksi tdk dinilai sbg sahih/valid atau tdk sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.
Cara penalaran induktif
       •Proses induksi mulai berdasar kejadian2, gejala partikular. Penal induksi = proses penalaran berdasarkan pengertian partikular/premis utk hasilkan pengertian umum/kesimpulan.
       •Tiga ciri penalaran induktif: 1) Premis penal induktif =proposisi empiris yg ditangkap indera, 2) Kesimpulan dlm penalaran induksi lebih luas drpd apa yang dinyatakan dlm premis. 3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional=probabilitas.
Generalisasi induktif
        Arti: Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dg sifat tertentu utk menarik kesimpulan ttg semua.
        Prinsip: Apa yg terjadi beberapa kali dlm kondisi tertentu dpt diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yg sama terpenuhi.
        Tiga syarat membuat generalisasi: 1) Tdk terbatas scr numerik, tdk boleh terikat pd jumlah tertentu, 2) Tdk terbatas scr spasio temporal, hrs berlaku dimana saja. 3) Dpt dijadikan dasar pengandaian.
Analogi induktif
        Analogi = bicara ttg dua hal yg berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan dan perbedaan.
         Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi.
         Maka analogi induktif – proses penalaran utk menarik kesimpulan ttg kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yg lain yg punya sifat esensial yg sama.
         Kesimpulan analogi induktif tdk bersifat universal tapi khusus.
          Contoh: Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                         Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                         Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                         Mangga 4: kuning, besar, dan matang àKesimpulan tentu manis juga.
         Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
         Beda dg generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi  universal.
         Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.
Analogi Deduktif
       Deduksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebihkhususdari pengetahuan yang lebihumum’ . yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.
        Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran
Faktor probabilitas
       Kebenaran konklusi dlm logika induktif, baik dlm analogi maupun generalisasi bersifat TIDAK PASTI, krn hanya bersifat mungkin (probabel). Probabilitas = keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
        Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh  (1) faktor fakta: ‘makin besar jumlah fakta yg dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya’. (2) faktor analogi: ‘semakin besar jumlah faktor analogi dlm premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.’ (3) faktor disanalogi: ‘makin besar faktor disanalogi di dlm premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya’. (4) faktor luas konklusi: ‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya’.
Kesesatan generalisasi/analogi
       Tinggi rendahnya probabilitas penalaran ditentukan faktor subjektif. Faktor ini membawa manusia pada kesesatan (fallacy). Kesesatan penalaran induktif yg terpenting adalah:
        Tergesa-gesa: cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
        Faktor ceroboh:  cepat tarik kesimpulan tanpa memperhatikan soal kondisi lingkungan, mis. Semua wanita Jawa itu lembut.
        Prasangka: memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yg tdk cocok, mis. Semua org Batak bicara keras dan tak sabaran.
        Utk menghindarinya: membangun sikap kritis, terbuka pd koreksi dan kritik dr org lain.
Hubungan sebab akibat
        Prinsip umum: suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bhw yg satu (sebab) mendahului yang lain (akibat). Tp tdk semua yg mendahului sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
         Hub sebab akibat = hubungan yg intrinsik, artinya hub sedemikan rupa shg kalau yg satu ada/tdk ada, maka yang lain juga pasti ada/tdk ada.
        Tiga pola hub sebab akibat: 1) dari sebab ke akibat, 2) dari akibat ke sebab, dan 3) dari akibat ke akibat.
Manfaat belajar penalaran induksi
B. Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dr logika deduktif, tp juga lebih sulit.
Manfaat logika induktif: MEMBERIKAN PEMBENARAN ATAS KECENDERUNGAN manusia yg bersandar pd kebiasaan.
Memang tdk pernah bs merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan induktif, tapi ada cara tertentu dimana kita dpt menekan kemungkinan kesalahan.
Maka, jangan pernah menarik kesimpulan induktif dg data yang masih minum, tergesagesa, ceroboh dan hanya di landasi prasangka.
Diambil dari PPT Materi Pertemuan 4
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

4 comments :

  1. Bagus sekali, keep up the good work Nunki :)

    ReplyDelete
  2. Sudah bagus Nunki, namun masih banyak kata kata yang disingkat - singkat.
    Mohon untuk dibenarkan untuk postingan selanjutnya.
    Terima kasih :D

    ReplyDelete
  3. makasih mi
    and siap bet nanti aku betulin

    ReplyDelete
  4. nunki blog kamu bagus, isinya juga lengkap.. :)

    ReplyDelete